Sudah kita ketahui bersama bahwa melaksanakan
ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima bagi yang mampu menunaikannya.
Dalam Al-Qur’an dan hadits banyak disebutkan tentang keutamaan-keutamaan yang
ada didalamnya. Agar mendapatkan keutamaan-keutamaan tersebut tentu pelaksanaan
dan tata caranya harus benar sesuai dengan tuntunan Rasululloh saw. Termasuk
dalam hal ini adalah tata cara pelaksanaan wukuf di padang Arafah.
Setiap tahun, kita masih melihat banyak jamaah
haji yang melakukan kesalahan-kesalahan fatal saat melakukan wukuf di padang
Arafah. Kesalahan-kesalahan yang berulang tersebut bisa jadi disebabkan oleh
ketidaktahuan, kurang ilmu, kurang motivasi, dan sikap tidak peduli.
Harus diingat bahwa wukuf di padang Arafah
adalah termasuk rukun haji yang paling utama sehingga kesalahan yang dilakukan
bisa menyebabkan hajinya tidak sah sebagaimana hadits Rasululloh yang berbunyi:
“Haji adalah Arafah, barangsiapa yang datang
pada malam harinya sebelum terbit fajar (hari kesepuluh), maka dia telah
mendapatkan wukuf”. (HR. At-Tirmidzi)
Di antara kesalahan-kesalahan yang sering
dilakukan oleh jamaah haji ketika melakukan wukuf di padang Arafah antara lain:
- Wukuf di luar wilayah Arafah
- Keluar dari Arafah sebelum matahari terbenam
- Menyibukkan diri dengan berbelanja dan berjalan-jalan
- Menghabiskan waktu untuk mendaki Jabal Rahmah dan menuliskan
prasasti
- Berdo’a menghadap Jabal Rahmah dan membelakangi kiblat
- Tidur dan tidak mengoptimalkan berdo’a dan berdzikir
- Menyibukkan diri ber-narsis ria dengan berfoto-foto di Arafah
Kesalahan wukuf di luar wilayah Arafah dan
keluar dari Arafah sebelum matahari terbenam bisa menyebabkan hajinya tidak
sah. Oleh karenanya, hendaklah kita menghindari kesalahan-kesalahan tersebut
dan lebih memfokuskan diri untuk berdo’a, berdzikir dan membaca Al-Qur’an
selama wukuf di padang Arafah. Jangan sia-siakan keutamaan Arafah yang sangat
di muliakan dan banggakan oleh Allah dan Rasul-Nya, seperti hadits berikut:
“Tidak ada hari di mana Allah memerdekakan
hamba-hamba-Nya dari neraka selain hari Arafah. Allah sesungguhnya mendekati
mereka dan membanggakan mereka kepada para malaikat seraya berkata; Apa saja
yang mereka impikan akan Aku kabulkan.”
(HR. At- Tirmidzi)
Ingat, do’a pada hari Arofah dan bertempat di
Arafah adalah do’a paling afdhol seperti kutipan hadits berikut:
“Doa terbaik adalah doa di hari Arafah. Dan
ucapan terbaik yang saya dan para nabi sebelumku pernah ucapkan adalah, “LAA
ILAAHA ILLALLAHU WAHDAHU LAA SYARIKA LAHU, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA
‘ALA KULLI SYAY`IN QODIR “ (HR. At-Tirmidzi).
Wukuf adalah puncaknya ibadah haji. Banyak
hikmah yang dapat diambil dari ritual agung ini. Namun dari sekian banyak
hikmah yang dapat diambil, yang paling layak untuk direnungi adalah kisah yang
manjadi latar belakang dari ritual ini. Ketika Allah swt akhirnya mempertemukan
nabi Adam as dan Siti Hawa setelah sekian lama terpisah sejah diturunkan dari
surga sebagai hukuman atas ketidak-patuhan keduanya mengikuti perintah Allah swt.
Bahwa taubat itu membutuhkan kesungguhan, tekad
yang kuat, penyesalan, dan tidak berputus asa dari rahmat Allah swt. Itulah
yang dilakukan oleh nabi Adam as sampai beliau memperoleh ampunan dari Allah
swt. Wukuf adalah gambaran dari sebuah ritual perenungan dan tafakkur dalam
usaha pencarian kebenaran, hidayah, ampunan dan makrifatulloh. Wukuf adalah
introspeksi kejiwaan dan ruhaniyah dalam perjalanan mengenal diri yang pada
akhirnya akan mengantarkan kita mampu mengenal Allah swt.
Hidup ini sejatinya adalah sebuah perjalanan,
terkadang kita perlu berhenti sejenak dari perjalanan ini untuk melakukan
introspeksi, evaluasi terhadap perjalanan yang telah kita lalui ini. Apakah
perjalanan hidup kita sudah sesuai dengan tuntunan dan tujuan penciptaan kita?
Jika jawabannya adalah belum, maka segeralah lakukan koreksi dan kembali kepada
hakikat yang sejati.
Sebab tidaklah kita ini diciptakan sia-sia,
tidak sebesar dzarrah pun amal yang kita lakukan semasa di dunia ini melainkan
akan dimintai pertanggung-jawabannya nanti pada hari pembalasan, yaitu ketika
manusia dibangkitkan dari kematiannya lalu dikumpulkan di padang Mahsyar.
Apakah kita sudah siap menghadapi hari perhitungan itu? Jawabannya terletak
pada diri kita masing-masing.
Demikianlah uraian singkat mengenai makna dan
hikmah dari wukuf di padang Arafah ini. Semoga ritual ini mampu memberikan
kesadaran kepada kita agar mulai mempersiapkan diri menghadapi peristiwa maha
dahsyat itu sebelum terlambat. Aku memohon ampun kepada Allah swt untuk diriku
dan kalian, dan aku berlindung kepada-Nya dari kecelakaan dan kehinaan pada
hari tersebut, hari ketika seluruh manusia dikumpulkan di padang Mahsyar nanti
untuk mempertanggung-jawabkan segala amal perbuatannya.
Referensi :
hajimabrurbarokah.com