2. Apabila makan, hendaklah mengucapkan tasmiyah.
Adab selanjutnya adalah mengawali dengan membaca doa berupa
mengucapkan tasmiyah yaitu ucapan ‘Bismillah’ bukan ‘Bismillahi rahmanir
rahim’ sebagaimana yang disangkakan oleh mayoritas umat Islam, karena ketiadaan
dalilnya.
Adapun jika lupa di awalnya hendaklah ketika ingat segera membaca ‘Bismillah
fi awwalihi wa aakhirihi’ atau ‘Bismillah awwalahu wa aakhirahu’.
Dari Aisyah berkata, Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam
memakan makanan bersama enam orang shahabatnya. Tiba-tiba datanglah seorang
Arab Badui, lalu makan dua suapan. Maka Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,
أَمَّا أَنَّهُ لَوْ كَانَ قَالَ: بِسْمِ اللهِ لَكَفَاكُمْ فَإِذَا أَكَلَ
أَحَدُكُمْ طَعَامًا فَلْيَقُلْ: بِسْمِ اللهِ فَإِنْ نَسِيَ أَنْ يَقُوْلَ بِسْمِ
اللهِ فِى أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ: بِسْمِ اللهِ فِىِ أَوِّلِهِ وَ آخِرِهِ
“Seandainya ia mengucapkan ‘Bismillah’ niscaya akan
mencukupi kalian. Maka apabila seseorang diantara kalian hendak makan,
hendaklah ia mengucapkan ‘Bismillah’. Jika ia lupa mengucapkan ‘Bismillah’
di awalnya maka hendaklah ia mengucapkan ‘Bismillah fi awwalihi wa
aakhirihi’ (dengan nama Allah di awal dan akhirnya). [HR Ibnu Majah: 3264
dan at-Turmudziy: 1859. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih]. [8]
Dari Aisyah bahwasanya Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,
إِذَا أَكَلَ
أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللهِ تعالى فَإِنْ نَسِيَ أَنْ يَذْكُرِ اسْمَ
اللهِ تعالى فِى أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللهِ أَوَّلَهُ وَ آخِرَهُ
“Apabila seseorang diantara kalian hendak makan hendaklah ia
menyebut nama Allah ta’ala. Jika ia lupa menyebut nama Allah ta’ala di awalnya
maka hendaklah ia mengucapkan “Bismillah awwalahu wa aakhirahu” (dengan nama
Allah di awal dan akhirnya). [HR Abu Dawud: 3767, at-Turmudziy: 1858 dan Ahmad:
VI/ 143. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih]. [9]
Dari Hudzaifah berkata, dan bersabda Rasulullah Shallallahu alaihi
wa sallam,
إِنَّ الشَّيْطَانَ
لَيَسْتَحِلُّ الطَّعَامَ الَّذِي لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ
“Sesungguhnya setan menghalalkan makanan yang tidak disebut nama
Allah padanya.” [HR Abu Dawud: 3766 dan Muslim: 2017. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy:
Shahih]. [10]
Dari Abdurrahman bin Jubair at-Tabi’iy, ia bercerita bahwasanya
seseorang yang pernah melayani Nabi Shallallahu alaihi wa sallam selama 8 tahun
pernah bercerita kepadanya.
أَنَّهُ كَانَ
يَسْمَعُ النَّبِيَّ صلى الله عليه و سلم إِذَا قُرِّبَ إِلَيْهِ طَعَامًا
يَقُوْلُ: بِسْمِ اللهِ
Bahwasanya ia pernah mendengar Nabi Shallallahu alaihi wa sallam
apabila dihidangkan makanan kepadanya, beliau mengucapkan, ‘Bismillah’. [HR
Ahmad: IV/ 62, V/ 375, Ibnu as-Sunniy dan Abu asy-Syaikh di dalam ‘Akhlak Nabi
Shallallahu alaihi wa salam’. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih]. [11]
Berkata asy-Syaikh Salim bin Ied al-Hilaliy: Shahih. [12]
Boleh juga mengucapkan dengan doa yang lain sebagaimana dalam hadis
berikut ini.
Dari Ibnu Abbas radliyallahu anhuma berkata, telah bersabda
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, “Barangsiapa yang dianugrahi makanan
oleh Allah maka hendaklah ia mengucapkan,
اللَّهُمَّ بَارِكْ
لَنَا فِيهِ وَأَطْعِمْنَا خَيْرًا مِنْهُ
‘Ya Allah berikanlah berkah kepada kami padanya dan anugrahkanlan
kepada kami makanan yang lebih baik lagi darinya’.
Dan barangsiapa yang dianugrahi minuman berupa susu maka hendaklah
ia mengucapkan,
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ وَزِدْنَا
مِنْهُ
‘Ya Allah, berikanlah berkah kepada kami padanya dan
tambahkanlah untuk kami (yang lebih baik) darinya.’ Karena sesungguhnya aku
tidak tahu sesuatu yang lebih mencukupi dari makanan dan minuman kecuali susu”.
[HR Ibnu Majah: 3322, Abu Dawud: 3730 dan at-Turmudziy: 3455. Berkata
asy-Syaikh al-Albaniy: Hasan]. [13]
Adapun doa yang telah masyhur di kalangan kaum muslimin yaitu doa
yang dari diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin al-Ash radliyallahu anhuma,
dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, bahwasanya apabila dihidangkan makanan,
Beliau mengucapkan,
اَللَّهُمَّ بَارِكْ
لَنَا فِيْمَا رَزَقْتَنَا وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ بِسْمِ اللهِ
‘Ya Allah, berkahilah kami terhadap apa yang Engkau telah rizkikan
kepada kami dan jagalah diri kami dari adzab neraka. Bismillah’. [HR Ibnu
as-Sunniy di dalam Amal al-Yaum wa al-Lailah, ath-Thabraniy dan Ibnu Adiy.
Berkata asy-Syaikh Salim bin Ied al-Hilaliy: Dla’if jiddan (lemah
sekali)]. [14]
Karena derajatnya lemah sekali (dla’if jiddan) maka hadits tersebut
tidak dapat dijadikan hujjah. Oleh sebab itu, doa di atas tidak boleh
diamalkan/ diucapkan oleh seorang muslim lantaran hadits tersebut bukanlah
hujjah yang sharih lagi shahih. Bagi yang tetap mengamalkannya, padahal sudah
tahu kedlaifannya maka ia telah berdusta atas nama Rosulullah Shallallahu
alaihi wa sallam dan balasannya adalah siksa api neraka.
By Abu Ubaidullah Alfaruq
FOOTNOTE :
[8] Shahih Sunan Ibnu
Majah: 2641, Shahih Sunan at-Turmudziy: 1514 dan Nail al-Awthar bi takhrij
ahadits kitab al-Adzkar: 637.
[9] Shahih Sunan Abu
Dawud: 3202, Shahih Sunan at-Turmudziy: 1513, al-Kalim ath-Thayyib dengan
tahqiq asy-Syaikh al-Albaniy: 183 dan Nail al-Awthar bi takhrij ahadits kitab
al-Adzkar: 632.
[10] Mukhtashor Shahih
Muslim: 1296, Shahih Sunan Abu Dawud: 3201 dan Shahih al-jami ash-Shaghir:
1653.
[11] Shahih al-Jami’
ash-Shaghir: 4768, al-Kalim ath-Thayyib: 182 dan Silsilah al-Ahadits
ash-Shahihah: 71.
[12] Nail al-Awthar bi
takhrij ahadits kitab al-Adzkar: 657 (I/528-529).
[13] Shahih Sunan Ibnu
Majah: 2683, Shahih Sunan Abu Dawud: 3173, Shahih Sunan at-Turmudziy: 2749,
Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah: 2320, Shahih al-Jami’ ash-Shaghir: 381 dan
Misykah al-Mashobih: 4283.
[14] Nail al-Awthar bi
takhrij Ahadits Kitab al-Adzkar: 630 (I/ 513).